Galatia 1:1-5
Kaum Yudais yang menyerang Gereja Galatia berargumen bahwa Rasul Paulus bukanlah rasul sejati. Paulus memperkenalkan dirinya dengan 3 pembelaan (ayat 1-2): (1) Otoritas dan sumber kerasulannya adalah dari Allah (ayat 1). (2) Dia telah menyaksikan kebangkitan Kristus (Kis 9:27) sama seperti kesebelas rasul itu. (3) Kerasulannya diteguhkan oleh semua saudara (ayat 2) yang bersamanya. Bukti tambahan kerasulan Paulus adalah bahwa ia mendirikan gereja-gereja di Galatia (ayat 2).
Salam Rasul Paulus merangkum Injil yang benar, yang ia pertahankan dalam surat ini (ayat 3-5). Beberapa poin dapat ditarik dari salam ini: (1) Injil yang benar datang dari Allah sendiri (ayat 3). (2) Kristus menyerahkan diri-Nya untuk dosa-dosa kita tidak hanya dalam kematian-Nya, tetapi dalam setiap fase Inkarnasi-Nya, dari pembuahan sampai Kenaikan (lihat 2:20). (3) Kristus membebaskan kita dari zaman yang jahat ini (ayat 4) untuk memasuki zaman yang akan datang. (4) Pembebasan ini dilakukan menurut kehendak Allah kita (ayat 4), Anak dalam kodrat manusiawi-Nya bersinergi dengan kehendak ilahi (Yoh 5:30; 6:38). Kehendak Bapa dilakukan oleh Yesus, dan kemudian oleh kita, "di bumi seperti di surga" (Mat 6:10).
Berbicara secara keras demi gereja galatia (Krisostomos), Rasul Paulus memberi tahu orang-orang galatia bahwa rasul sejati ditunjuk oleh allah (Kassiodorus, Jerome) dan dipakai oleh-Nya (Agustinus). Rasul Paulus menunjukkan bahwa Kristus bukan hanya manusia (Origen) tetapi juga setara dengan Allah Bapa (Teodoret). Dia menyebut "semua saudara" untuk mempermalukan orang Galatia (Marius Victorinus) dan membela dirinya (Krisostomos) dalam menghadapi musuh Injil (Teodoret). Rasul Paulus menyapa mereka dengan rahmat dan kedamaian (Agustinus), mengingatkan mereka akan tugas kepada Bapa (Krisostomos), yang dipersatukan dengan Putra dalam misi (Ambrosius). Kristus mengecoh iblis demi kita, dengan demikian memberi kita rahmat bukan hukum (Ambrosius) dan membebaskan kita dari kecenderungan berbuat dosa (Teodoret). Dia melakukan ini dengan kerelaan (Jerome). Kita mengakui baik kehendak Bapa di dalam Dia (Krisostomos) dan teladanilah penyerahan-Nya (Agustinus) di saat kita merenungkan pekerjaan Tuhan yang luar biasa (Krisostomos).
Galatia 1:6-10
"Berbeda" (heteros, ayat 6) berarti berbeda dalam hal jenisnya, sedangkan "yang lain" (allos, ayat 7) berarti lain dari jenis yang sama. Paulus mengatakan bahwa ajaran yang didengar oleh Gereja Galatia bukanlah variasi kebenaran yang tidak berbahaya, tetapi Injil palsu yang sama sekali berbeda yaitu: (1) "Injil" ini berpaling dari kasih karunia Kristus (ayat 6); (2) membawa masalah bagi umat beriman; (3) akan memutarbalikkan Injil Kristus (ayat 7)—ini adalah penyimpangan dari kebenaran, campuran antara kebenaran dan kepalsuan; (4) dikutuk (anathema) oleh Gereja (ayat 8); dan (5) dibuat hanya untuk menyenangkan manusia (ayat 10), bukan Allah.
Peringatan Paulus tentang kita, atau malaikat dari surga bukanlah hipotetis. Malaikat dapat dan telah menyampaikan Injil kepada kita: mereka memberitakan kabar baik yaitu pembuahan Kristus (Luk 1:26-38), kelahiran (Luk 2:9-15), kebangkitan (Mat 28:5-7), dan kenaikan (Kis 1:9 –11). Tapi pesan-pesan malaikat tidak selalu benar sebab mereka mungkin berasal dari malaikat yang jatuh, yang terkutuk.
Menunjukkan Gereja Galatia telah dibawa pergi oleh Setan (Jerome), Paulus menyalahkan dan menyanjung mereka dengan mengaku heran, menyatakan bahwa mereka telah berdosa melawan Bapa (Krisostomos), yang adalah penulis Injil (Teodoret). Ada Injil yang lain yang bukan Injil (Agustinus)—dan memang itu adalah sebuah ilusi (Jerome). Inovasi sekecil apa pun adalah kemurtadan (Teodore dari Mopsuestia), meskipun Injil tidak akan pernah bisa dijatuhkan atau digulingkan (Jerome). Tidak menyayangkan dirinya (Teodoret) atau bahkan malaikat (Jerome), Rasul Paulus mengungkapkannya kemarahannya (Ambrosius) namun menunjukkan dengan pengulangan bahwa dia tidak berbicara dengan tergesa-gesa (Krisostomos) atau mengutuk tanpa peringatan (Jerome).
Galatia 1:11-17
Tradisi kerasulan didasarkan pada wahyu ilahi dari Yesus Kristus. Sama seperti 12 Rasul dipanggil oleh Kristus, demikian pula Rasul Paulus (ayat 1). Sama seperti 12 Rasul menerima Injil langsung dari Kristus, demikian pula Rasul Paulus (Kis 9:3–6; 26:13–18). Sama seperti 12 Rasul berdiri bersama sebagai satu kesatuan, demikian pula Rasul Paulus masuk dalam kesatuan kerasulan dalam konsensus dan saling tunduk.
Manusia dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perilaku sebelumnya (ayat 13)—baik atau buruk—tetapi karena kasih karunia Allah (ayat 15). Paulus, yang dipanggil Allah dalam belas kasihan Allah, menerima kasih karunia dari tangan Ananias dan air baptisan (Kis 9:10-19). Memisahkan aku dari rahim ibuku (ayat 15) tidak menunjuk pada kelahiran jasmani Paulus tetapi panggilan Allah kepada Paulus untuk pelayanan kerasulan sebelum ia lahir (lihat Mzm 138:15, 16; Yes 49:1; Yer 1:5; Luk 1 :35, 43, 44, 48). Seperti halnya Paulus, maksud Allah bagi seseorang mungkin tersembunyi selama bertahun-tahun.
Meskipun ada saat untuk menyenangkan orang, Paulus tidak melakukannya di sini (Agustinus, Jerome). Dia menceritakan pertobatannya untuk menyangkal para rasul palsu (Krisostomos), berpendapat bahwa pikiran manusia tidak dapat memahami Injil (Marius Victorinus, Agustinus). Sebuah fakta bahwa dia diajar oleh Kristus, bukan manusia, meningkatkan otoritasnya (Origen, Krisostomos) dan memenuhi syarat sebagai guru bagi Gereja Galatia (Theodoret). Dia memperkuat maksudnya (Marius Victorinus) dengan menunjukkan bahwa hal itu lebih sulit baginya daripada bagi mereka yang menolak Yudaisme (Krisostomos) sebab dulunya dia berpaham fanatik Yudaisme, yang sekarang dikutuk (Agustinus), meskipun hukum Taurat tidak (Jerome). Dia dipilih berdasarkan pengetahuan ilahi atas jasanya (Ambrosius) oleh kasih karunia (Marius Victorinus) dan dia telah menerima wahyu baru (Jerome, Filastrius). Apa yang dia maksud bahwa para rasul dengan "daging dan darah" (Krisostomos, Jerome), dia tidak meremehkan mereka dalam kisah pertobatannya (Krisostomos). Dia pergi ke Arab untuk menabur Injil di tempat-tempat baru (Ambrosius). Dan kita belajar kerendahan hati seorang Rasul Paulus dalam hal ini (Krisostomos).
Galatia 1:18-24
Sebagai seorang rasul sejati, Paulus menyerahkan dirinya kepada Gereja dan para rasul lainnya daripada meninggikan dirinya sendiri. Paulus mengetahui perjumpaannya dengan Kristus, pengajaran Injil, dan panggilan kerasulan adalah sangat asing—dalam wahyu pribadi, satu-satunya saksi lain adalah Allah (ayat 20). Tetapi dia juga tahu bahwa dia harus mengajarkan Injil yang sama seperti para rasul lainnya.
Paulus mengunjungi Rasul Petrus hanya karena niat baik (Agustinus) dan karena standar tingginya (Marius Victorinus), dengan demikian menunjukkan kerendahan hatinya sendiri (Krisostomos). Dia cukup lama untuk seorang teman (Krisostomos), tetapi tidak cukup lama untuk seorang murid (Jerome). Dia mengakui Yakobus sebagai rasul (Jerome) dan sebagai "saudara Tuhan" (Krisostomos), meskipun ini tidak berarti secara harfiah (Teodoret). Yakobus di sini adalah Yakobus yang Adil, Uskup pertama Yerusalem dan penulis Surat Yakobus. Kata "saudara" juga bisa berarti sepupu atau kerabat dekat. Dengan sumpah yang tidak melanggar ajaran Kristus (Agustinus, Jerome) Paulus menunjukkan bahwa Injilnya telah menunjukkan pengaruh bahkan dalam ketidakhadirannya (Marius Victorinus) dan bahwa dia tidak pernah berkhotbah tentang sunat (Krisostomos) atau belajar tentang kekristenan di Yudea (Jerome), di mana orang Yahudi dan orang bukan Yahudi tetap terpisah (Agustinus). Dia dengan jujur mengingat dosa-dosanya sebelumnya (Krisostomos) dan, meskipun menyadari bahwa pertobatannya luar biasa (Marius Victorinus), ia mengakui tidak ada jasanya (Krisostomos).
Referensi:
Athanasius Academy of Orthodox Theology, Elk Grove, California. The Orthodox Study Bible. Nashville: Thomas Nelson, 2008.
Oden, Thomas C. Ancient Christian Commentary on Scripture. New Testament VIII. Downers Grove, Ill: InterVarsity Press, 1998.
No comments:
Post a Comment