Rasul dan Penginjil Lukas

Hendi

Apr 22

Rasul dan Penginjil Lukas, adalah seorang penduduk asli Antiokhia Siria, seorang sahabat Rasul Paulus yang kudus (Fil 1:24, 2 Tim 4:10-11), dan seorang tabib yang memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu kedokteran Yunani. Mendengar tentang Kristus, Lukas tiba di Palestina dan dengan sungguh-sungguh menerima pemberitaan keselamatan dari Tuhan sendiri. Sebagai salah satu dari Tujuh Puluh Rasul, St. Lukas diutus oleh Tuhan bersama dengan para rasul lainnya untuk memberitakan Kerajaan Surga selama Juru Selamat hidup di dunia (Lukas 10:1-3). Setelah Kebangkitan, Tuhan Yesus Kristus menampakkan diri kepada Lukas dan Kleopas di jalan menuju Emaus.

Lukas menemani Rasul Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua, dan sejak saat itu mereka tidak terpisahkan. Ketika rekan-rekan kerja Rasul Paulus telah meninggalkannya, hanya Lukas yang tersisa untuk membantunya dalam pelayanannya (2 Tim. 4:10-11). Setelah kematian martir Rasul Petrus dan Paulus, St. Lukas meninggalkan Roma untuk berkhotbah di Akhaya, Libya, Mesir, dan Thebaid. Dia mengakhiri hidupnya dengan menderita sebagai martir di kota Thebes.

Tradisi memuji St. Lukas sebagai pelukis ikon pertama Bunda Allah. "Biarlah rahmat dari Dia yang telah lahir dari-Ku dan belas kasihan-Ku menyertai ikon-ikon ini," kata Perawan yang Terkudus setelah melihat ikon-ikon itu. Rasul Lukas juga melukis ikon-ikon dari para Rasul Tingkat Pertama, Petrus dan Paulus. Injil Lukas ditulis pada tahun 62-63 di Roma, di bawah bimbingan Rasul Paulus. Dalam ayat-ayat pendahuluan (1:1-3), Penginjil Lukas dengan tepat menjelaskan tujuan karyanya. Dia mengusulkan untuk mencatat, dalam urutan kronologis, segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang Kristen tentang Yesus Kristus dan ajaran-Nya. Dengan melakukan hal ini, ia memberikan dasar historis yang lebih kuat untuk pengajaran Kristen (1:4). Ia menyelidiki fakta-fakta dengan cermat, dan dengan murah hati memanfaatkan tradisi lisan Gereja dan apa yang dikatakan oleh Perawan Maria (2:19, 51).

Dalam Injil Lukas, pesan keselamatan yang dimungkinkan oleh Tuhan Yesus Kristus, dan pemberitaan Injil, merupakan hal yang sangat penting.

St. Lukas juga menulis kitab Kisah Para Rasul di Roma sekitar tahun 62-63 M. Kisah Para Rasul, yang merupakan kelanjutan dari keempat Injil, berbicara tentang pekerjaan dan buah-buah para Rasul yang kudus setelah Kenaikan Juru Selamat. Pusat dari narasi ini adalah Konsili para Rasul di Yerusalem pada tahun 51, sebuah peristiwa Gereja yang sangat penting, yang menghasilkan pemisahan Kekristenan dari agama Yahudi dan penyebarannya secara independen ke seluruh dunia (Kis 15:6-29). Fokus teologis dari Kisah Para Rasul adalah kedatangan Roh Kudus, yang akan memimpin Gereja "ke dalam seluruh kebenaran" (Yohanes 16:13) hingga Kedatangan Kristus yang kedua kali.

Relik Santo Lukas diambil dari Konstantinopel dan dibawa ke Padua, Italia pada suatu waktu dalam sejarah. Mungkin ini terjadi selama Perang Salib yang terkenal pada tahun 1204. Pada tahun 1992, Metropolitan Hieronymus (Jerome) dari Thebes meminta uskup Katolik Roma di Thebes untuk mendapatkan sebagian relik Rasul Lukas untuk makam kosong St. Lukas di katedral Ortodoks di Thebes.

Uskup Katolik Roma Antonio Mattiazzo dari Padua, mencatat bahwa peziarah Ortodoks datang ke Padua untuk menghormati relik tersebut sementara banyak orang Katolik bahkan tidak tahu bahwa relik tersebut ada di sana, menunjuk sebuah komite untuk menyelidiki relik di Padua, dan tengkorak St. Lukas di Katedral Katolik St. Vico di Praha.

Kerangka tersebut dipastikan sebagai kerangka seorang pria tua yang bertubuh kuat. Pada tahun 2001, sebuah gigi yang ditemukan di dalam peti mati dinilai konsisten dengan DNA orang Suriah yang tinggal di dekat daerah Antiokhia yang berasal dari tahun 72-416 M. Tengkorak di Praha sangat cocok dengan tulang leher kerangka tersebut. Gigi yang ditemukan di peti mati di Padua juga ditemukan sesuai dengan tulang rahang tengkorak.

Uskup Mattiazzo mengirimkan tulang rusuk dari relik tersebut kepada Metropolitan Hieronymus untuk dimuliakan di makam asli St. Lukas di katedral Ortodoks di Thebes. Santo Lukas juga diperingati pada tanggal 18 Oktober.

Holy Apostle Luke, / entreat the merciful God, / to grant our souls forgiveness of transgressions. (Troparion - tone 3)

Rasul Natanael

Rasul Natanael, yang namanya berarti "karunia Allah", berasal dari Kana di Galilea (Yohanes 21:2). Dia dibawa kepada Juru Selamat oleh Pilipus, seperti yang dijelaskan dalam Injil Keempat (Yohanes 1:45-51). Kristus menyebutnya sebagai orang Israel sejati, yang berarti "orang yang melihat Allah." Natanael kagum ketika Kristus mengatakan bahwa Dia telah melihatnya di bawah pohon ara. Kemudian Dia berkata bahwa Natanael akan melihat hal-hal yang lebih besar lagi; dia akan melihat langit terbuka, dan "malaikat-malaikat Allah naik dan turun kepada Anak Manusia."

St. Yohanes Krisostomus, St. Kirill dari Aleksandria, Epifanios dari Siprus, dan para Bapa Gereja lainnya menganggap Rasul Bartolomeus (putra Tholomeus) sebagai orang yang sama dengan Natanael. Dengan demikian, namanya adalah Natanael, dan nama panggilannya adalah Bartolomeus.

Menurut The Jerome Biblical Commentary (halaman 796), Natanael dianggap sebagai orang yang sama dengan Bartolomeus, karena nama Bartolomeus muncul setelah nama Filipus dalam tiga daftar para Rasul (Matius 10:2-5; Markus 3:14-19; dan Lukas 6:14-16). Injil Sinoptik menyebutkan Bartolomeus sebagai salah satu dari Dua Belas Rasul, tetapi tidak menyebutkan Natanael. Di sisi lain, Injil Yohanes menyebut nama Natanael, tetapi tidak menyebut nama Bartolomeus.

Untuk kehidupan St. Bartolomeus, lihat 11 Juni.

Sabtu (Kisah Para Rasul 3:11-16; Yohanes 3:22-33)

Kita memiliki dua kehidupan: kehidupan jasmani dan rohani. Roh kita seolah-olah terkubur di dalam daging kita. Ketika roh mulai melepaskan diri - hidup kembali oleh kasih karunia atau rahmat Allah - dari keterikatannya dengan daging dan muncul dalam kemurnian rohaninya, maka roh akan dibangkitkan, atau roh akan dibangkitkan sedikit demi sedikit. Ketika roh itu sepenuhnya terlepas dari ikatan daging ini, maka roh itu akan keluar dari kubur, dalam kehidupan yang baru. Dengan cara ini roh menjadi terpisah, hidup dan aktif; sedangkan kubur daging terpisah, mati dan tidak aktif, meskipun keduanya ada di dalam diri orang yang sama. Inilah misteri dari apa yang dikatakan oleh sang rasul: di mana Roh Tuhan ada, di situ ada kemerdekaan (2 Korintus 3:17). Ini adalah kemerdekaan dari kebusukan (kefanaan), yang mengelilingi roh kita yang tidak dapat binasa; atau dari hawa nafsu, yang merusak kodrat kita. Roh ini, yang masuk ke dalam kemerdekaan anak-anak Allah bagaikan kupu-kupu yang berwarna indah, yang terbang meninggalkan kepompongnya. Lihatlah warna pelangi yang dihasilkannya: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, iman, kelemahlembutan, kesederhanaan (Galatia 5:22). Mungkinkah keindahan kesempurnaan seperti itu tidak membangkitkan keinginan dalam diri kita untuk menirunya?

Referensi:

https://www.oca.org/saints/lives/2023/04/22/101181-apostle-and-evangelist-luke-of-the-seventy

https://www.oca.org/saints/lives/2023/04/22/101180-apostle-nathaniel-of-the-seventy

Thoughts for Each Day of the Year According to the Daily Church Readings from the Word of God By St. Theophan the Recluse.

Comment