Overview Yohanes 7:24-36
Yesus menetapkan prinsip bahwa ketika kita memutuskan apa yang benar, kita harus memperlakukan semua orang secara setara, tanpa memandang penampilan luar atau status (Agustinus). Namun, Yesus tidak menerima perlakuan yang adil seperti itu dari para pendakwanya sendiri "dari Yerusalem" (Krisostomos).
Orang banyak kagum akan kekuatan-Nya dalam menghindari penangkapan, karena mereka tahu upaya yang dilakukan oleh orang-orang yang mencari-Nya. Orang banyak itu mengira bahwa para penguasa yang memahami siapa Kristus yang menyelamatkan-Nya. Mereka mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tahu dari mana Kristus berasal, tetapi Kitab Suci menegaskan baik pengetahuan maupun ketidaktahuan tentang asal-usul Kristus. Mereka tahu bahwa keluarga-Nya berasal dari Nazaret, tetapi mereka tidak tahu tentang Betlehem atau kelahiran dari anak dara (Agustinus), dan mereka juga tidak benar-benar mengenal Bapa. Kristus saja yang mengenal-Nya karena hanya Dia sendiri yang berasal dari Allah, sebagai Anak sejati yang lahir dari kodrat Allah (Hilary). Inilah sebabnya mengapa Dia mengenal Bapa: anggota keluarga paling mengenal satu sama lain (Apollinaris). Mereka yang tidak memahami bahwa Kristus diperanakkan dari Bapa dan tidak dicipta dari apa pun tidak dapat mengetahui dari mana Dia berasal atau siapa yang mengutus-Nya. Perkataan Kristus di sini menunjukkan bahwa keberadaan-Nya sebagai Allah mendahului kedatangan-Nya (Hilary).
Orang banyak keliru, baik dalam pengertian duniawi maupun dalam pengertian ilahi. Secara manusiawi, mereka mengira Yesus berasal dari Nazaret di Galilea; mereka tidak menyadari bahwa Dia sebenarnya lahir di Betlehem (ayat 42; lihat Luk 2:1-7). Lebih dari itu, mereka tidak dapat memahami bahwa Dia berasal dari Bapa di Surga, yang diperanakkan secara kekal sebelum segala zaman, dan dengan demikian "asal-usul" ilahi-Nya juga tetap tidak mereka ketahui.
Ketika Rasul Yohanes menulis, beberapa orang dari Yerusalem, yang dia maksud adalah orang-orang Yerusalem yang telah menyaksikan mujizat-mujizat Kristus yang terbesar. Orang-orang yang paling malang dari semua orang ini sekarang melihat tanda yang jelas dari keilahian-Nya, namun tetap bersikeras dengan keras kepala pada penilaian mereka yang salah terhadap-Nya. Kalau saja mereka mau, mereka akan melihat betapa besar mukjizat yang telah dilakukan-Nya dengan berani di tengah-tengah musuh-musuh-Nya yang membunuh dan mengamuk, namun tidak menderita apa-apa di tangan mereka. Tetapi bukannya memahami tanda kuasa Kristus ini, mereka justru terombang-ambing. Pertama-tama mereka berkata, "Apakah para penguasa tahu bahwa inilah Kristus yang sesungguhnya? Tetapi kita tahu dari mana orang ini berasal. Karena itu Dia bukan Kristus." Dalam kejahatan mereka, mereka bertentangan dengan diri mereka sendiri. Guru-guru mereka, ketika ditanya oleh Herodes di mana Kristus akan dilahirkan, mereka menjawab, di Betlehem di Yudea (Mat 2:5). Sekarang orang-orang ini menyatakan, "Tidak ada seorang pun yang tahu di mana Kristus berada." Dan pada kesempatan lain mereka menyatakan, "Kami tahu bahwa Allah berfirman kepada Musa, tetapi mengenai orang ini, kami tidak tahu dari mana Dia berasal (Yoh 9:29). Satu saat orang-orang gila ini berkata, "Kami tahu"; berikutnya, "Kami tidak tahu!" Jelaslah bahwa mereka hanya memiliki satu tujuan - untuk mencari alasan agar tidak percaya kepada-Nya. Oleh sebab itu, ketika cocok dengan mereka, mereka berkata, "kami tahu", tetapi ketika tidak cocok, mereka mengklaim sebaliknya. Hanya kebodohan yang dapat menjelaskan kontradiksi yang disengaja seperti itu. Orang mungkin bertanya, "Apa yang menggerakkan orang-orang ini untuk berkata, "Ketika Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu di mana Dia berada? Kecuali mereka memiliki kesaksian dari Kitab Suci, atau dari tradisi yang dapat dipercaya, bagaimana mungkin mereka berani bertentangan dengan apa yang dinyatakan dengan jelas oleh ahli-ahli Taurat kepada Herodes, 'Di Betlehem di Yudea (Mat. 2:5) Ia dilahirkan,' dan apa yang akan dikatakan orang lain segera (dalam narasi Injil Yohanes), Kristus datang ... dari kota Betlehem (Yoh 7:42)?" Kedua pernyataan ini berasal langsung dari para nabi. Mereka yang mengatakan bahwa Dia lahir di Betlehem dan berasal dari kota Daud jelas memiliki Nabi Mikha sebagai saksi mereka. Penginjil Matius juga mengutip nabi ini, "Dan engkau Betlehem, di tanah Yehuda, engkau bukanlah yang terkecil di antara para pemuka Yehuda. Sebab dari padamu akan datang seorang pemimpin yang akan menggembalakan umat-Ku Israel" (Mat 2:6; Mik 5:2). Namun faktanya, ketika mereka mengatakan bahwa tidak mungkin untuk mengetahui dari mana Kristus datang, mereka juga memiliki para nabi sebagai saksi mereka. Di antara mereka adalah Mikha ini yang dalam ayat yang sama menyatakan bahwa kedatangan-Nya sudah ada sejak semula, bahkan sejak kekekalan. Dengan ini nabi menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui Kristus, yaitu generasi kekal-Nya. Manusia dilahirkan dalam batas-batas waktu tetapi Kristus adalah dari kekekalan dan dari permulaan. Dan bagaimana orang yang dilahirkan dalam waktu dapat memahami yang kekal? Yesaya juga berkata, "Siapakah yang akan menyatakan generasi-Nya (genea; Yes 53:8)? orang-orang ini menyatakan, "Tidak ada seorang pun yang tahu dari mana Kristus berada," mereka sebenarnya menggemakan Kitab Suci. Tetapi apa yang tidak mereka pahami adalah bahwa Tuhan Yesus memiliki kodrat ilahi dan kodrat manusiawi. Kita bisa tahu bahwa kelahiran-Nya dalam daging dari Perawan terjadi di Betlehem, tetapi kelahiran-Nya yang tidak berjasmani dan tidak terlukiskan dari Bapa sebelum segala zaman tetap tidak dapat diketahui. Orang-orang Yerusalem ini dengan tepat mengatakan bahwa mereka tahu tentang kelahiran-Nya dalam daging, dan dalam pengertian itu, dari mana Dia berada. Tetapi mereka (maupun orang lain) tidak dapat mengetahui dari mana Kristus berasal, sehubungan dengan dengan kelahiran pra-kekal-Nya. Orang-orang ini tahu tentang kelahiran yang satu tetapi tidak tahu tentang kelahiran yang lain; dan karena tidak memahami bahwa Yesus memiliki dua kodrat, mereka gagal memahami bahwa Dia adalah Kristus (Theophylact)
Orang-orang Yahudi telah berkata, "Kami mengenal orang ini, dari mana Dia berasal, berusaha menunjukkan bahwa asal-usul-Nya adalah duniawi karena Dia adalah anak seorang tukang kayu. Tetapi Yesus mengarahkan pikiran mereka ke atas, ke surga, "Kamu mengenal Aku, dan kamu tahu dari mana Aku berada. Meskipun kedengkian mendorongmu untuk menyembunyikannya, kamu tahu bahwa Aku berasal dari surga. Jika Bapa-Ku berasal dari surga, maka Aku juga pasti dari surga. Karena Bapa yang mengutus Aku adalah benar, maka Aku juga benar. Bapa tidak akan benar jika Dia mengutus seorang penipu dan pendusta. Tetapi dalam pengertian lain, engkau tidak mengenal Dia yang mengutus Aku, dan ketidaktahuan ini adalah akibat dari perbuatan jahatmu." Ada ketidaktahuan dalam pengetahuan, seperti yang dikatakan Paulus, "Mereka mengaku mengenal Dia, tetapi dalam perbuatan mereka menyangkal Dia (Tit 1:16)." "Wahai orang-orang Yahudi, perbuatan-perbuatanmu yang jahat dan pikiran-pikiranmu yang jahat menghalangi kamu untuk mengenal Bapa-Ku. Tetapi Aku mengenal Dia dengan sungguh-sungguh dan sepenuhnya karena pengenalan-Ku akan Dia tidak dicemari oleh pikiran jahat atau oleh perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan kepada-Nya. Aku berasal dari Dia - artinya, 'dari Dia' dari satu esensi atau kodrat (ousia) yang sama dengan Dia - dan Dialah yang telah mengutus Aku." Lihatlah bagaimana Kristus menyatakan dua kodrat-Nya: dengan kata-kata Aku berasal dari Dia (kodrat ilahi-Nya); dan dengan kata-kata Dia yang telah mengutus Aku (kodrat manusiawi-Nya). Menurut kodrat manusiawi-Nya, Anak Allah dapat disebut "Rasul," sebagaimana Dia juga disebut "Hamba" (Fil 2:7). (Theophylact)
Kemarahan orang-orang Farisi telah dicegah (Krisostomos) karena mereka dicegah oleh campur tangan ilahi untuk menangkap Yesus seperti yang terus ditegaskan-Nya, saat penderitaan-Nya belum tiba (Theodore). Yesus menunjukkan bahwa Dia sepenuhnya memegang kendali atas hidup-Nya sendiri, dan juga hidup kita. Terlepas dari pertentangan yang dialaminya, banyak orang awam percaya kepada-Nya karena penyembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang Dia lakukan. Dia melakukan apa yang diharapkan dari seorang Mesias (Agustinus). Para pemimpin Yahudi tidak tahu betapa Yesus memegang kendali, bahkan seperti murid-muridnya sendiri tidak menyadari ketika ia menubuatkan kebangkitan dan kenaikan-Nya (Theodore).
Dengan kata-kata mereka berusaha untuk menangkap-Nya, tetapi tidak ada seorang pun yang menangkap-Nya., Yohanes menunjukkan dua hal bahwa orang-orang Yahudi dikekang oleh kekuatan yang tidak kelihatan; dan bahwa ketika Tuhan datang ke dalam penderitaan-Nya, Dia melakukannya dengan sengaja atas kehendak-Nya sendiri, dan bukan karena Dia tidak dapat mencegahnya. Kata-kata saat-Nya belum tiba tidak berarti bahwa Kristus tunduk pada waktu, tetapi justru sebaliknya Kristus melakukan segala sesuatu pada saat yang tepat sesuai dengan tujuan-Nya. Dia tunduk kepada para penyalib-Nya hanya ketika Dia menganggapnya sebagai waktu yang tepat untuk menderita. Dengan cara yang persis sama, Tuhan melakukan setiap tindakan dispensasi ilahi bagi seluruh dunia. Hukum Taurat, para nabi, dan Injil semuanya diperlukan untuk keselamatan manusia dan Tuhan memberikan masing-masing pada saat yang tepat. Kata jam (waktu) menunjukkan ketepatan hikmat dan pemeliharaan Juru Selamat. Banyak orang percaya kepada-Nya, dan berkata, "Apabila Kristus datang, akankah Dia melakukan lebih banyak mukjizat daripada yang telah dilakukan orang ini? Mereka tidak hanya berbicara tentang anggur di Kana, anak bangsawan, orang lumpuh, dan roti, tetapi semua mukjizat lain yang, karena jumlahnya, tidak disebutkan secara khusus oleh para penulis Injil. Meskipun banyak orang percaya, iman mereka tidak teguh karena orang banyak mudah terpengaruh ke sana ke mari. (Theophylact)
Dia memperingatkan mereka untuk mengambil berkat dari kehadiran-Nya selagi bisa karena Dia akan segera kembali kepada Bapa-Nya (Kirill dari Aleksandria). Akan tetapi, mereka memahami kepergian-Nya untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain mengajar mereka yang memang dilakukan-Nya melalui anggota-anggota tubuh-Nya yaitu gereja. (Agustinus, Krisostomos).
Apa yang digumamkan oleh orang-orang itu - Apabila Kristus datang, akankah Dia melakukan lebih banyak mukjizat dari pada ini? - menunjukkan bahwa mereka memiliki kecenderungan yang baik terhadap Tuhan dan bahkan sebagian iman kepada-Nya, dan bahwa mereka ingin menjauhkan diri dari para penguasa mereka. Ketika para penguasa menyadari hal ini, mereka mengutus prajurit untuk menangkap Yesus karena keyakinan yang berkembang bahwa Dia adalah Kristus. Para penguasa mengutus orang lain tetapi tidak pergi sendiri karena takut bahwa orang banyak akan menjadi beringas. Karena mereka selalu menjaga diri mereka sendiri dan menjauhkan diri dari semua bahaya, mereka membiarkan para prajurit mereka menghadapi kemarahan orang banyak. Tuhan berbicara kepada orang-orang Yahudi dengan lembut dan rendah hati, "Tetapi sebentar lagi Aku menyertai kamu. Mengapa kamu tergesa-gesa untuk membawa-Ku pergi? Mengapa kamu menganiaya Aku? Jika kamu menunggu sebentar saja, Aku akan datang kepadamu bahkan jika kamu tidak ingin menangkap-Ku." Perhatikan ungkapan-Nya, "Aku menyertai engkau," yang artinya, "Bahkan jika engkau menganiaya Aku dan mengusir-Ku, Aku selalu bersamamu. Semua yang Aku lakukan dan setiap kata yang Aku ucapkan adalah untuk keuntungan dan keselamatanmu." Dan Aku pergi kepada Dia yang mengutus Aku. Di sini Tuhan memperingatkan bahwa dengan tidak menghormati Dia yang diutus, orang-orang Yahudi akan menyinggung Dia yang mengutus-Nya. Dengan mengatakan, "Aku pergi," Dia menunjukkan bahwa kematian-Nya bersifat sukarela. Menunjukkan bahwa kematian-Nya tidak seperti kematian orang-orang lain, Dia menegaskan, "Ke mana Aku pergi, ke sana kamu tidak dapat datang." Jika kematian-Nya adalah kematian umum yang menanti kita semua ketika kita meninggalkan kehidupan ini, dan Dia akan tetap mati, Dia tidak akan berkata, "kamu tidak dapat datang." Dengan mengatakan, "Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan menemukan Aku," Dia menyiratkan bahwa mereka akan merindukan Dia. Kapankah mereka mencari Dia? Lukas mengatakan bahwa para wanita itu meratapi ... Dia (Luk 23:27) pada saat penyaliban-Nya. Kemungkinan besar banyak orang lain juga melakukan hal yang sama. Kemudian, ketika Yerusalem jatuh, semua orang Yahudi mengingat Kristus dan mukjizat-mukjizat-Nya, dan merindukan kehadiran-Nya di tengah-tengah mereka (lihat Luk 17:22). Tuhan mengatakan hal-hal ini untuk memenangkan hati orang banyak. Terlebih lagi, ketika para prajurit datang untuk menangkap-Nya, Dia menunjukkan bahwa Dia tahu bahwa mereka datang untuk membunuh-Nya. Sekarang Dia menubuatkan kematian-Nya belum akan terjadi, tetapi setelah beberapa saat, dan Dia kemudian akan pergi kepada Bapa. Dia menyatakan bahwa kematian-Nya akan menjadi peristiwa yang luar biasa, yang tidak bisa dipahami oleh manusia. Namun demikian, Daud menubuatkan hal itu ketika ia mengatakan, "Ya Tuhan, buatlah aku mengetahui kesudahanku" (Mzm 38:5). Orang-orang Yahudi bertanya, "Akankah Dia pergi ke tempat yang tersebar di antara bangsa-bangsa?" Lihatlah betapa mereka tergerak dan terpukul oleh perkataan-Nya. Seandainya tidak demikian, mereka akan berkata, "Apakah Engkau ingin pergi? Kami senang; pergilah ke depan." Tetapi mereka tertekan memikirkan kehilangan Dia dan bertanya ke mana Dia akan pergi. Inilah arti dari pertanyaan mereka, "Apakah Dia akan pergi ke tempat yang tersebar di antara bangsa-bangsa lain dan mengajar mereka?" Perhatikan bahwa mereka berkata, "dan mengajar mereka," bukan, "menipu mereka." Mereka menggunakan kata tersebar karena bangsa-bangsa lain tersebar di seluruh dunia. Awalnya orang-orang Yahudi tidak mau bercampur dengan orang-orang bukan Yahudi, tetapi tinggal bersama di satu tempat, Palestina, dan mencela orang-orang bukan Yahudi karena tersebar di mana-mana. Belakangan, celaan ini kembali menghantui orang-orang Yahudi yang juga tercerai-berai. (Theophylact)
Referensi:
Oden, Thomas C. Ancient Christian Commentary on Scripture. New Testament IVa. Downers Grove, Ill: InterVarsity Press, 1998.
Theophylact of Ochrid. The Explanation of The Holy Gospel According to John. Translated by Fr. Christopher Stade. House Springs, MO: Chrysostom Press, 2007.
Athanasius Academy of Orthodox Theology, Elk Grove, California. The Orthodox Study Bible. Nashville: Thomas Nelson, 2008.
No comments:
Post a Comment