Overview Yohanes 6:41-51
Signifikansi Ekaristi dari perikop ini tidak dapat disangkal. Pernyataan Tuhan kita bahwa Dia sendiri adalah roti hidup yang memberi kehidupan mengungkapkan Perjamuan Misteri Gereja PB. Rasul Yohanes memang tidak menuliskan perincian Perjamuan Terakhir (seperti "kata-kata penetapan" yang dicatat dalam Luk 22:19,20); sebaliknya, ia mengungkapkan makna dan kebenaran dari peristiwa-peristiwa ini (peristiwa yang telah diketahui oleh para pendengarnya) dengan melaporkannya di perikop ini dengan kata-kata Kristus sendiri (Lihat juga Mat 26:26–28 dan Luk 22:19, 20).
Luar biasa, orang-orang Yahudi bertanya bagaimana Kristus bisa memberi mereka daging-Nya untuk dimakan. Indra kita juga mungkin berjuang untuk memahami kata-kata Yesus, tetapi kemudian biarkan iman menegaskan bahwa kita memang menerima tubuh dan darah Kristus dalam sakramen (Kirill dari Yerusalem). Ini adalah obat keabadian (Ignatius), yang bermanfaat bagi mereka yang beriman. Daging Kristus yang kekal adalah pemberi hidup karena Firman yang berdaging hadir di dalamnya (Kirill dari Aleksandria), bersama dengan Roh Kudus (Filoxenus). Roti ini bersifat duniawi dan surgawi, menggabungkan daging duniawi kita dengan daging ilahi (Apollinaris) ketika kita memakannya sehingga memberi kita hidup yang kekal (Irenaeus).
Kristus disalibkan dalam daging dan darah-Nya dicurahkan di kayu salib, dan pada hari ketiga Dia dibangkitkan dalam keadaan yang dimuliakan. Kita menerima rahmat persembahan kurban Kristus dengan datang kepada-Nya dalam iman (ayat 35) dan dengan menerima Perjamuan Kudus dalam iman. Dalam perjamuan, kita benar-benar makan daging-Nya dan minum darah-Nya, dan ini menganugerahkan hidup kekal yang setia (ayat 54), dengan Kristus tinggal di dalam kita dan kita di dalam Dia (ayat 56). "Tidak ada ruang tersisa untuk keraguan tentang realitas daging dan darah-Nya, karena kita memiliki kesaksian firman-Nya dan iman kita sendiri. Jadi ketika kita makan dan minum unsur-unsur ini, kita ada di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita."
Yesus ingin kita tahu bahwa ini bukan hanya sebuah perumpamaan atau perkataan yang penuh teka-teki yang telah Dia sampaikan, tetapi bahwa kita harus benar-benar memakan tubuh Kristus (Krisostomos). Makan secara nyata ini juga memberikan kepuasan nyata (Agustinus). Kita ada di dalam Allah dan Dia ada di dalam kita ketika kita mengambil bagian dari daging dan darah-Nya yang sejati dalam sakramen (Hilary). Sama seperti dua batang lilin menjadi satu ketika bergabung, dengan cara yang sama, orang yang menerima daging Kristus menjadi satu dengan dia saat kita makan dan minum yang hidup (Kirill dari Aleksandria).
Kristus, sebagai gambar Bapa yang hidup, berkata bahwa Dia hidup karena Bapa (Hilary). Dia tidak mengatakan bahwa Dia bergantung pada Bapa, tetapi Dia memilki esensi atau hakikat dari Bapa yang melampaui segala waktu dan melampaui semua sebab (Gregorius dari Nazianzus). Ketika Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa kita memakannya, ini terdengar aneh?, tetapi ketika kita makan Kristus, kita sedang makan hidup karena Dia adalah hidup (Agustinus). Kita hidup di dalam Kristus karena kodrat kita dipersatukan dengan kodrat-Nya dalam makanan ini (Hilary) yang dengannya Dia memberi kita tidak hanya hidup tetapi juga hidup yang kekal. Tuhan kita tahu betapa berharganya hidup di mata kita dan karena itu sering mengulangi janji hidup ini di dalam Firman-Nya (Krisostomos) dan dalam sakramen yang memberi kita roti surgawi keabadian (Romanus).
Referensi:
Athanasius Academy of Orthodox Theology, Elk Grove, California. The Orthodox Study Bible. Nashville: Thomas Nelson, 2008.
Oden, Thomas C. Ancient Christian Commentary on Scripture. New Testament IVa. Downers Grove, Ill: InterVarsity Press, 1998.
No comments:
Post a Comment