[New post] Setara Dengan Rasul Kaisar Kontantinus & Ibunya Helena
Hendi posted: " Orang tua Konstantinus adalah Kaisar Konstantius Klorus dan Permaisuri Helena. Klorus memiliki anak lain dari istrinya yang lain, tetapi dari Helena dia hanya memiliki Konstantinus. Setelah penobatannya, Konstantinus bertempur dalam 3 pertempuran bes" Sarkic, Noetic, Psychic, Anagogic
Orang tua Konstantinus adalah Kaisar Konstantius Klorus dan Permaisuri Helena. Klorus memiliki anak lain dari istrinya yang lain, tetapi dari Helena dia hanya memiliki Konstantinus. Setelah penobatannya, Konstantinus bertempur dalam 3 pertempuran besar. Pertama, melawan Maxentius, seorang tiran Romawi. Kedua, melawan orang Skit di Sungai Donau. Ketiga, melawan Bizantium. Sebelum pertempuran melawan Maxentius, ketika Konstantinus sangat kuatir dan ragu-ragu tentang keberhasilannya, sebuah salib yang cemerlang menampakkan diri kepadanya di langit pada siang hari, seluruhnya dihiasi dengan bintang-bintang dan tertulis di salib adalah kata-kata ini: "Dengan Tanda ini ada Kemenangan." Karena takjub akan mujizat ini, kaisar memerintahkan agar salib besar ditempa mirip dengan yang tampak di hadapannya dan harus dibawa ke hadapan para prajuritnya. Dengan kekuatan salib ia meraih kemenangan gemilang atas musuh yang lebih unggul dalam jumlah serdadu. Kaisar Maxentius tenggelam di sungai Tiber. Segera setelah itu, Kaisar Konstantinus mengeluarkan Dekrit Milan yang terkenal pada tahun 313 untuk menghentikan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Mengalahkan Bizantium, Konstantinus membangun ibu kota yang indah di Bosphorus yang sejak saat itu disebut Konstantinopel. Namun sebelum itu, Konstantinus menderita penyakit kusta yang menakutkan. Sebagai obatnya, para imam dan tabib pagan menasihati dia untuk mandi dengan darah anak-anak yang dibantai. Namun, dia menolaknya. Kemudian Rasul Petrus dan Paulus menampakkan diri kepadanya dan menyuruhnya mencari Uskup Sylvester yang akan menyembuhkannya dari penyakit menakutkan ini. Uskup mengajarinya dalam iman Kristen, membaptis dia dan penyakit kusta lenyap dari tubuh kaisar. Ketika perselisihan dimulai di Gereja karena pemberontak yang dipimpin Arius, kaisar mengadakan Konsili Ekumenis Pertama di Nicea pada tahun 325 di mana bidat Arius dikutuk dan iman Ortodoksi dikukuhkan. St. Helena, ibu kaisar yang saleh, sangat bersemangat untuk iman Kristus. Dia mengunjungi Yerusalem, menemukan Salib Tuhan Yang Terhormat, membangun Gereja Kebangkitan di Golgota dan banyak gereja lain di seluruh Tanah Suci, Yerusalem. Wanita kudus ini mempersembahkan dirinya kepada Tuhan pada usia 80 tahun pada tahun 327. Kaisar Konstantinus hidup 10 tahun lagi setelah kematian ibunya. Dia meninggal di Nikomedia dalam usia 65 tahun pada tahun 337. Tubuhnya dimakamkan di Gereja Dua Belas Rasul di Konstantinopel.
Having seen the figure of the Cross in the heavens, / and like Paul not having received his call from men, O Lord, / Your apostle among rulers, the Emperor Constantine, / has been set by Your hand as ruler over the Imperial City / that he preserved in peace for many years, / through the prayers of the Theotokos, O only lover of mankind. (Troparion - tone 8)
Today Constantine and his mother Helen / reveal the precious Cross, / the weapon of the faithful / against their enemies. / For our sakes, it has been shown to be a great sign, and fearsome in battle. (Kontakion - tone 3)
Kisah Para Rasul 12:1–11; Yohanes 8:31–42
Tuhan berfirman, "Karena itu, jika Anak memerdekakan kamu, kamu akan benar-benar merdeka" (Yoh 8:36). Di sinilah kebebasan berada! Pikiran terikat oleh ikatan ketidaktahuan, delusi, takhayul, dan ketidakpastian; pikiran berjuang, tetapi tidak bisa lepas dari mereka. Berpeganglah pada Tuhan dan Dia akan menerangi kegelapan kamu (lihat Mzm 18:28) dan melepaskan semua ikatan di mana pikiran kita merana. Nafsu mengikat kemauan, dan tidak memberinya ruang untuk bertindak; ia berjuang, seperti satu tangan dan kaki terikat, dan tidak bisa lepas. Tetapi berpeganglah pada Tuhan dan Dia akan memberi kita kekuatan Simson, dan akan melepaskan semua ikatan ketidakbenaran yang mengikat kita. Kekuatiran terus-menerus mengelilingi hati dan tidak memberinya kedamaian. Tapi berpeganglah pada Tuhan, dan Dia akan menenangkanmu; kemudian, dengan damai, dan melihat dengan jelas segala sesuatu di sekitar kita, kita akan berbaris di dalam Tuhan tanpa halangan atau tersandung melalui kegelapan dan kegelapan hidup ini, menuju kebahagiaan yang penuh berkat, penuh dan luasnya keabadian. Amin!
Refleksi
Kita melihat bahwa kejahatan adalah sesuatu yang memalukan dan berdosa dan selalu tersembunyi serta tampak seperti perbuatan baik. St. Yohanes Krisostomos dengan indah mengatakan, "Kejahatan tidak memiliki wajah khusus, tetapi meminjam wajah perbuatan baik." Inilah mengapa Juru Selamat berkata, "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas" (Mat 7:15). Menyebut seorang pembohong sebagai pembohong; seorang pencuri sebagai pencuri; seorang pembunuh sebagai pembunuh; seorang pezina sebagai pezina; fitnah sebagai fitnah dan kita akan membuat mereka marah. Namun, panggil seseorang apa pun yang kita inginkan: jujur, terhormat, tidak egois, adil, teliti, dan kita akan membuatnya bersinar dengan sukacita dan menyenangkannya. Sekali lagi, menurut Krisostomos, "Perbuatan baik adalah sesuatu yang wajar dalam diri manusia sedangkan sifat buruk adalah sesuatu yang tidak wajar dan palsu." Jika seseorang terjebak dalam suatu kejahatan, dia dengan cepat membenarkan kejahatannya dengan beberapa perbuatan baik; ia memakainya dengan pakaian perbuatan baik. Memang, perbuatan jahat tidak memiliki wajah khususnya. Hal yang sama berlaku untuk Iblis, bapak kejahatan!
Roma 8:16
"Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Rom 8:16). Dia yang memiliki Roh Allah di dalam dirinya - hanya dia yang memiliki saksi bahwa dia adalah anak Allah. Tanpa Roh Allah tidak ada saksi seperti itu. Bahkan seluruh alam semesta tidak dapat memberikan kesaksian ini. Alam semesta, sendirian, tanpa Roh Allah - apa lagi yang ditunjukkannya kepada kita selain bahwa kita adalah budaknya, korbannya, yang ditelannya tanpa belas kasihan? Intinya, para penyembah dewa berhala juga berpikir demikian. Para penentang Allah hari ini, tidakkah mereka berpikir demikian? Mereka pikir begitu. Karena memang, sulit untuk mengalihkan pikiran itu dari manusia yang tidak mengenali Roh Kristus, Roh Allah, Saksi Surga. Rasul Paulus juga menulis, "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan" (Rom 8:15). Apakah roh perbudakan itu? Itu adalah roh-roh lain selain Roh Allah yang diutus oleh Kristus Tuhan kepada mereka yang mengasihi Dia. Semangat perbudakan adalah semangat materialisme, ramalan, naturalisme, pesimisme, keputusasaan, dan semangat kejahatan. Hanya Roh Allahlah yang mengadopsi dan membebaskan kita sebagai anak-anak Allah. Betapa kebahagiaan yang luar biasa, damai yang luar biasa, betapa senangnya ketika Roh Allah memeluk hati manusia yang telah dibersihkan seperti yang dilakukan burung pipit di sarangnya! Kemudian harapan kita membuka ratusan pintu di penjara alam semesta dan pelukan kita, lebih luas dari alam semesta, menjangkau Dia yang lebih besar dan lebih penuh belas kasih dari alam semesta. Kepada siapa? Kepada Sang Bapa! Dan kemudian kita berseru, "Ya Abba, ya Bapa!" (Roma 8:15). Kesaksian Tuhan yang datang melalui mata bahkan bisa membuat kita ragu bahwa kita adalah anak-anak Allah. Tetapi, kesaksian yang datang kepada kita dari hati, dari Roh Allah, tidak meninggalkan keraguan sedikitpun. Allah bersaksi tentang Allah. Keraguan macam apa yang mungkin ada? Roh Kudus membelai kita di dalam hati kita. Apakah ada keraguan di sana? Tidak; karena dengan begitu kita tahu dan merasa sangat yakin bahwa Allah adalah Bapa dan kita adalah anak-anak Allah. Tidak ada hamba, tidak ada budak, melainkan anak-anak Allah. Ya Tuhan Allah, Roh Kudus tinggallah di dalam kami dan tetap bersama kami sebagai Saksi Tritunggal dan Kerajaan, sebagai Saksi Firdaus yang abadi. Amin!
No comments:
Post a Comment