Kota Melitene di Armenia dipenuhi darah umat Kristen seperti halnya seluruh negara Armenia. Darah pertama yang ditumpahkan bagi Kristus di kota ini adalah darah St. Polyeuctus pada tahun 259 selama pemerintahan Kaisar Valerian. Di kota Melitene tinggal 2 orang sahabat baik yaitu Nearchus dan Polyeuctus. Mereka berdua adalah perwira. Nearchus sudah dibaptis tetapi Polyeuctus belum percaya dan dibaptis. Ketika perintah Kaisar tentang penganiayaan terhadap orang Kristen dikirim, Nearchus bersiap menghadapi kematian; tetapi dia sangat sedih karena dia tidak berhasil mengubah temannya, Polyeuctus, untuk memeluk iman kepada Kristus. Ketika Polyeuctus mengetahui alasan kesedihan Nearchus, dia berjanji untuk memeluk iman yang benar. Keesokan harinya Polyeuctus menceritakan mimpinya kepada Nearchus bahwa Tuhan sendiri menampakkan diri kepadanya dalam terang, melepaskan pakaian lama Polyeuctus darinya, dan mendandaninya dengan pakaian baru yang bercahaya dan mendudukkannya di atas pelana kuda bersayap. Setelah itu, Polyeuctus pergi ke kota, mencabik-cabik keputusan Kaisar tentang penyiksaan terhadap orang-orang Kristen dan menghancurkan banyak patung dewa berhala. Dia disiksa dan dijatuhi hukuman mati. Ketika dia dibawa ke tempat eksekusi, dia melihat ke arah Nearchus di tengah kerumunan orang dan dengan riang berseru kepadanya, "Selamatkan dirimu temanku tersayang! Ingat sumpah setia di antara kita berdua!" Dikemudian hari, St. Nearchus wafat sebagai martir bagi Kristus oleh api. Peringatan St. Nearchus jatuh pada tanggal 22 April dan St. Polyeuctus pada tanggal 9 Januari.

Your holy martyr Polyeuktos, O Lord, / through his suffering has received an incorruptible crown from You, our God. / For having Your strength, he laid low his adversaries, / and shattered the powerless boldness of demons. / Through his intercessions, save our souls! (Troparion - tone 4)

When the Savior bowed his head in the Jordan, / the heads of the dragons were crushed; / when Polyeuktos was beheaded, the deceiver was put to shame. (Kontakion - tone 4)

Refleksi

Gereja mengajarkan manusia tentang kasih yang sempurna, pada saat yang sama, juga mengajari mereka ketaatan yang sempurna yang memancarkan keteraturan dan keharmonisan di antara umat beriman. Uskup berhutang ketaatan mereka kepada Tuhan. Para Imam berhutang ketaatan mereka kepada para Uskup. Umat beriman berhutang ketaatan mereka kepada Uskup dan Imam. St. Ignatius menulis tentang ini, "Kamu harus taat tanpa kemunafikan; dia yang menipu Uskupnya juga mencemooh Dia yang tak terlihat (Kristus). Saya berdoa untukmu, berusahalah untuk memenuhi segala sesuatu dalam kebulatan suara yang saleh di bawah kepemimpinan para Uskup yang menempati tempat Kristus dan tetua yang merupakan kumpulan para Rasul, tanpa berpikir bahwa apa pun yang engkau lakukan sendiri dan terpisah akan benar."

1 Korintus 10:24

"Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain" (1 Kor 10:24). Ini adalah prinsip orang-orang kudus milik Allah, baik sekarang, selalu dan selamanya. Inilah prinsip yang di atasnya masyarakat dibangun. Berdasarkan prinsip ini dapat menjadikan manusia yang paling sempurna, menyenangkan Allah, dan sejahtera. Ini adalah prinsip keselamatan terhadap setiap kesulitan yang dihadapi manusia zaman sekarang, berjuang dengan kemenangan dan pengharapan. Jiwa suci memikirkan di mana para tunawisma akan bermalam, bagaimana mereka lapar akan diberi makan, yang telanjang akan berpakaian. Jiwa suci peduli dan berdoa kepada Allah supaya sesama mereka diselamatkan; hati mereka dipenuhi oleh kasih pada Allah; pikiran dan perbuatan mereka diarahkan pada sesama; orang jahat berbalik dari jalan kejahatan; supaya mereka yang goyah iman dikuatkan; mereka yang menguatkan diberi semangat; dan mereka yang telah meninggal melihat wajah Allah; bahwa yang hidup namanya tercatat di Kitab Kehidupan dalam Kerajaan Terang. Namun, berhati-hatilah juga bagaimana bahkan dengan cara yang sama, kata demi kata, dapat terdengar akan prinsip yang merusak dan antisosial dari iblis. Prinsip iblis ini mengatakan bahwa tidak seorang pun harus melihat tubuh mereka sendiri untuk menjaganya dalam kesucian dari dosa, tetapi setiap orang harus melihat tubuh orang lain untuk menghancurkan mereka. Bahwa tidak seorang pun harus melihat jiwanya sendiri, bagaimana cara memeliharanya, sebaliknya setiap orang harus melihat jiwa orang lain untuk menghitamkannya, mengutuknya, memiskinkannya, dan menghancurkannya. Biarkan tidak ada yang melihat rumahnya, membangunnya, dan memperbaruinya, lebih baik biarkan setiap orang melihat rumah orang lain untuk membakar dan menghancurkannya. Tidak ada yang boleh melihat lumbung untuk mengisinya, sebaliknya seseorang harus melihat lumbung orang lain untuk mencuri dari lumbung itu dan mengosongkannya. Lihat bagaimana prinsip ini dapat menjadi prinsip yang baik atau jahat; pedang tajam bermata dua; malaikat atau setan. Lihat bagaimana prinsip dalam roh dan setan ini mengambil momentum di semua sisi hari ini! Ya Allah kami, Roh Kudus, yang telah menyatakan kata-kata suci ini di dunia melalui ajaran dan tinta para Rasul Allah sebagai cahaya matahari yang terang untuk menerangi dan tidak untuk membakar kami, tolonglah kami sekarang untuk memenuhinya dengan cara yang tepat bagi kemuliaan Allah Tritunggal dan bagi keselamatan jiwa kami. Amin!

Referensi:


This free site is ad-supported. Learn more